Minggu, 28 Agustus 2011

KULINER JALUR MUDIK PANTURA: CIREBON-PEKALONGAN


Jakarta - Mungkin sekali lalulintas sudah semakin padat di etape Cirebon-Pekalongan hari ini. Jika perlu tempat perhentian untuk mengisi perut sore nanti, intip dulu yang satu ini.

Mungkin sekali lalulintas sudah semakin padat di etape ini, sehingga diperlukan lebih banyak tempat perhentian untuk mengisi perut. Di lintasan Cirebon-Tegal, mungkin Anda harus puas dengan beberapa rumah makan
padang yang banyak didapati di lintasan ini. Di Brebes ada oleh-oleh spesial yang boleh dihampiri, yaitu tape ketan dibungkus daun jambu. Cocok untuk dibawa sebagai buah tangan (Tape Ketan Ibu Ono, Gg. Darussalam 77, Brebes, 0283 671281). Telur asin Brebes juga merupakan oleh-oleh yang populer.

Tegal punya pilihan kuliner yang kaya. Warung murah-meriah favorit saya adalah RM Pi An, di depan Stasiun KA Tegal. Gule kambingnya enak,j uga nasi lengko-nya tidak boleh dilewatkan. Bungkus juga pisang gorengnya yang istimewa untuk bekal di perjalanan.

Sate kambing muda khas Tegal, bagi saya, adalah salah satu jenis sate kambing terbaik di Indonesia. Istilah "balibul" adalah untuk kambing yang berusia di bawah lima bulan. Sekarang muncul versi yang lebih muda, yaitu "batibul" alias bawah tiga bulan. Salah satu alamat yang direkomendasikan adalah Sari Mendo (Jalan Teuku Umar, Debong, Tirus).

Bila Anda bukan penyuka sate kambing, pilihannya adalah sate ayam Margasari yang buka cabang di Jl. A. Yani (seberang Toko BatikKrisna). Potongan ayamnya besar-besar, disiram bumbu kental berwarna kuning yang sangat gurih.

Tegal juga punya soto ayam yang khas, dengan bumbu tauco. Di daerah Talang (jalan menuju Slawai) dapat dijumpai beberapa warung soto dengan label "Sedap Malam". Yang asli dari seri "Sedap Malam" ini adalah Daan Jenggot yang kini diteruskan oleh anak laki-lakinya.Warung-warung soto “Sedap Malam” lainnya dioperasikan oleh kerabat dan bekas karyawan Daan Jenggot.

Warung lain yang saya rekomendasikan di Tegal adalah Warung Alwi (Jl.Setiabudi). Warung ini menyediakan nasi bakmoy, ca rebung dan sekitar 25 masakan peranakan lain, seperti: rebung, yupo asam manis, dan lain-lain. Warung ini baru buka setelah magrib. Ada juga nasi bogana khas Tegal di sebuah warung kecil di dekat Klenteng Tegal.

Bila Anda memerlukan toilet bersih setelah melintasi Tegal, singgahlahd i SPBU, sekitar 3 km setelah Tegal. Ini tempat persinggahan populer karena punya 67 toilet (Rekor Muri), lengkap dengan tempat pijat refleksi dan tempat tidur gratis untuk rehat sejenak. Di antara Tegal-Pemalang km 7 juga ada sebuah rumah makan yang direkomendasikan untuk disinggahi, yaitu Restoran Pringsewu (0283 3318138) dengan sajian ayam kremes dan tempe mendoannya yang populer.

Kota berikut yang akan Anda singgahi adalah Pemalang. Di Desa Kendaldoyong (sebelum Pemalang, jalan Raya Petarukan) Anda akan menemukan Kepiting Gemes Pak Marno. Kepiting dengan saus yang rasanya mirip rendang, tetapi tanpa santan Tetapi, bila Anda bisa bersabar sebentar, teruslah mengemudi sampai ke Comal dan singgah di RM Prima (Jl. A. Yani 31-33, Comal, 0285 577272, 7911100). Tempatnya lebih representatif, dengan berbagai sajian kepiting dan seafood lainnya.
Masakan kepiting seperti ini juga dapat dijumpai di Pekalongan,disajikan oleh Bang Kombor, di Jl. Belimbing.

Pemalang juga terkenal dengan sajian bernama grombyang, semacam hibrida antara soto dengan gulai dan rawon, dari daging sapi atau daging kerbau. Yang paling populer adalah grombyang Haji Warso (Jl. RE Martadinata). Ada juga Sate Loso, persis di persilangan KA memasuki Kota Pemalang. Sate Loso agak mirip dengan sate ayam Margasari di Tegal tadi.

Memasuki Kota Pekalongan, Anda harus siap dengan tawaran Pekalongan yang memang spesial. Soto Pekalongan yang super-gurih dengan taucodisebut tauto. Dulu, semua tauto harus dibuat dari daging kerbau,tetapi sekarang sudah banyak tauto versi daging sapi. Favorit saya adalah Tauto PPIP (Jl. Dr. Wahidin).

Ikon kuliner Pekalongan lainnya adalah nasi megono. Ada dua jenis nasi megono: basah dan kering. Yang paling umum adalah nasi megono kering,yaitu nasi putih dicampur dengan nangka muda rebus dicincang dan parutan kelapa. Dimakan dengan berbagai lauk-pauk, khususnya masakan cumi dengan tinta hitamnya. Favorit saya adalah Nasi Megono Pak Tjukup (keturunan Tionghoa) di Jalan Mangga. Lauknya sangat beragam di rumah makan ini. Nasi megono basah dibuat dengan campuran rebung, cepat basi kalau tidak segera disantap. Versi ini sudah semakin jarang dijumpai.

Ada lagi satu tempat makan khas di Pekalongan yang saya sukai, yaitu RM Zarkasi (Jl. Sulawesi 52) yang populer dengan nasi uwet (gule encer dari usus kambing). Bila Anda penggemar nasi kebuli, singgahlah ke RM Puas (Jl. Surabaya 32).

Bondan Winarno - detikFood

Tidak ada komentar:

Posting Komentar