Jakarta - Setiap tahun eksodus Idul Fitri membuat jutaan orang melintasi jalur padat sepanjang Pantura (Pantai Utara) Jawa. Makanan apa saja yang tidak boleh dilewatkan di lintasan Jakarta-Cirebon? Artikel ini saya tulis atas permintaan majalah U, tetapi agar lebih mudah diakses melalui Internet.
Etape pertama dari Jakarta hingga Cirebon – khususnya di lintasan tol Jakarta-Cikampek – mungkin para musafir belum memerlukan perhentian untuk minum dan makan. Semangat masih tinggi, dan mungkin pula kebanyakan berpikir untuk "berlari kencang" sebelum terjebak kemacetan. Tetapi, seandainya sudah ada yang memerlukannya, ada beberapa SPBU (kilometer 19 dan kilometer 57) dengan tawaran kuliner yang cukup lengkap.
Bisa juga keluar sejenak di San Diego Hills (taman pemakaman eksklusif) yang punya restoran La Collina. Penggemar kuliner mungkin mempertimbangkan untuk mencicipi surabi ijo di Rengasdengklok (Pak Kosim, 0276 435032). Penggemar pepes ikan tentu tahu sebuah warung di Bendungan Walahar yang sangat populer dengan berbagai jenis pepes khas Sunda. Bila tidak mau terlalu jauh menyimpang dari jalan tol, silakan singgah di cabangnya di Klari (0267 435032).
Bila sudah lapar ketika mencapai Indramayu, makanan khas yang dapat dicoba adalah pedesan entog (masakan pedas semacam rica-rica dari entog atau bebek gemuk berleher pendek) di Warung Mang Kombet (Depan Stadion Darma Ayu, Karanganyar, Indramayu, 081912924634). Warung murah-meriah dengan sajian yang unik. Waspada, kalau tidak biasa pedas, jangan makan terlalu banyak karena mungkin Anda akan memerlukan toilet sepanjang etape berikutnya.
Pilihan lain di Indramayu adalah RM Kuning Ayu (Jl. Letjen Suprapto 314, dekat Tugu Buah Mangga, 0234 271814). Menu spesial yang khas adalah pepes telur ikan dan pepes rajungan. Sebelum masuk Kota Cirebon, ada makam keramat Sunan Gunung Jati yang banyak diziarahi orang.
Cirebon menyambut Anda dengan berbagai jenis makanan khas. Salah satunya adalah empal gentong, yaitu masakan semacam soto daging sapi. Favorit saya adalah empal gentong spesial dengkil (lutut sapi) Mang Kojek di Trusmi (desa sentra batik, persis sebelum memasuki Kota Cirebon). Coba juga Empal Gentong Ibu Hj. Darma (Jl. Slamet Riyadi, Krucuk, sebelah BTN, 0231 245069). Ada juga empal gentong asam dengan citarasa segar yang khas di RM Amarta (Jl. Raya Plered, dekat Jembatan Gesik, 0852 24803040).
Masakan Cirebon khas lainnya adalah nasi jamblang. Nasinya dibungkus daun jati, dengan berbagai lauk khas Cirebon a.l. balakuthak (semacam cumi-cumi berbadan gendut) dengan sambal jamblang yang sangat khas. Yang paling populer adalah Nasi Jamblang Mang Dul (Jl. Dr. Cipto 4, Seberang Matahari Grage Mall, 0231 206564). Favorit saya adalah nasi jamblang yang berlokasi di gapura pintu masuk Pelabuhan Cirebon. Di sini nasinya panas dan tidak dibungkus daun jati.
Penggemar gado-gado tidak boleh melewatkan Gado-gado Cirebon RGG (Ibu Yeti, Jl. Pekalangan 114/66, dekat Stasiun KA Prujakan, 0231 236395). Saus kacang untuk gado-gadonya disiram kuah opor aya,. Sangat khas.
Sekalipun saya kurang menyukainya, tetapi Cirebon juga punya mi koclok spesial, yaitu mi kuning rebus disajikan dengan kuah kental bersantan dan suwiran ayam rebus. Coba Mi Koclok Pak Sam (Jl. Lawanggada, tenda di depan rumah no. 41).
Makanan khas lainnya di Cirebon adalah nasi lengko. Nasi dengan lauk tahu putih yang digoreng basa-basi, dipotong kecil-kecil dengan taburan tauge rebus, ketimun, kucai disiram bumbu kacang, kecap manis dan bawang goreng. Yang populer berlokasi di Jalan Pagongan. Jangan lewatkan, di sebelah warung ini ada penjual tapel pisang – kue dari pisang bakar dengan citarasa yang sangat khas dan unik. Ada juga jajanan tahu gejrot yang biasa dijual di pinggir-pinggir jalan.
Etape pertama dari Jakarta hingga Cirebon – khususnya di lintasan tol Jakarta-Cikampek – mungkin para musafir belum memerlukan perhentian untuk minum dan makan. Semangat masih tinggi, dan mungkin pula kebanyakan berpikir untuk "berlari kencang" sebelum terjebak kemacetan. Tetapi, seandainya sudah ada yang memerlukannya, ada beberapa SPBU (kilometer 19 dan kilometer 57) dengan tawaran kuliner yang cukup lengkap.
Bisa juga keluar sejenak di San Diego Hills (taman pemakaman eksklusif) yang punya restoran La Collina. Penggemar kuliner mungkin mempertimbangkan untuk mencicipi surabi ijo di Rengasdengklok (Pak Kosim, 0276 435032). Penggemar pepes ikan tentu tahu sebuah warung di Bendungan Walahar yang sangat populer dengan berbagai jenis pepes khas Sunda. Bila tidak mau terlalu jauh menyimpang dari jalan tol, silakan singgah di cabangnya di Klari (0267 435032).
Bila sudah lapar ketika mencapai Indramayu, makanan khas yang dapat dicoba adalah pedesan entog (masakan pedas semacam rica-rica dari entog atau bebek gemuk berleher pendek) di Warung Mang Kombet (Depan Stadion Darma Ayu, Karanganyar, Indramayu, 081912924634). Warung murah-meriah dengan sajian yang unik. Waspada, kalau tidak biasa pedas, jangan makan terlalu banyak karena mungkin Anda akan memerlukan toilet sepanjang etape berikutnya.
Pilihan lain di Indramayu adalah RM Kuning Ayu (Jl. Letjen Suprapto 314, dekat Tugu Buah Mangga, 0234 271814). Menu spesial yang khas adalah pepes telur ikan dan pepes rajungan. Sebelum masuk Kota Cirebon, ada makam keramat Sunan Gunung Jati yang banyak diziarahi orang.
Cirebon menyambut Anda dengan berbagai jenis makanan khas. Salah satunya adalah empal gentong, yaitu masakan semacam soto daging sapi. Favorit saya adalah empal gentong spesial dengkil (lutut sapi) Mang Kojek di Trusmi (desa sentra batik, persis sebelum memasuki Kota Cirebon). Coba juga Empal Gentong Ibu Hj. Darma (Jl. Slamet Riyadi, Krucuk, sebelah BTN, 0231 245069). Ada juga empal gentong asam dengan citarasa segar yang khas di RM Amarta (Jl. Raya Plered, dekat Jembatan Gesik, 0852 24803040).
Masakan Cirebon khas lainnya adalah nasi jamblang. Nasinya dibungkus daun jati, dengan berbagai lauk khas Cirebon a.l. balakuthak (semacam cumi-cumi berbadan gendut) dengan sambal jamblang yang sangat khas. Yang paling populer adalah Nasi Jamblang Mang Dul (Jl. Dr. Cipto 4, Seberang Matahari Grage Mall, 0231 206564). Favorit saya adalah nasi jamblang yang berlokasi di gapura pintu masuk Pelabuhan Cirebon. Di sini nasinya panas dan tidak dibungkus daun jati.
Penggemar gado-gado tidak boleh melewatkan Gado-gado Cirebon RGG (Ibu Yeti, Jl. Pekalangan 114/66, dekat Stasiun KA Prujakan, 0231 236395). Saus kacang untuk gado-gadonya disiram kuah opor aya,. Sangat khas.
Sekalipun saya kurang menyukainya, tetapi Cirebon juga punya mi koclok spesial, yaitu mi kuning rebus disajikan dengan kuah kental bersantan dan suwiran ayam rebus. Coba Mi Koclok Pak Sam (Jl. Lawanggada, tenda di depan rumah no. 41).
Makanan khas lainnya di Cirebon adalah nasi lengko. Nasi dengan lauk tahu putih yang digoreng basa-basi, dipotong kecil-kecil dengan taburan tauge rebus, ketimun, kucai disiram bumbu kacang, kecap manis dan bawang goreng. Yang populer berlokasi di Jalan Pagongan. Jangan lewatkan, di sebelah warung ini ada penjual tapel pisang – kue dari pisang bakar dengan citarasa yang sangat khas dan unik. Ada juga jajanan tahu gejrot yang biasa dijual di pinggir-pinggir jalan.
Bondan Winarno - detikFood
Tidak ada komentar:
Posting Komentar